Baca Berita

Mendongeng, Metode Mendidik Anak Secara Fun

02 January, 2018

Naufal Prakoso KaDo administrator berita

Serombongan anak-anak berseragam putih-putih satu demi satu turun dari mobil tipe Combi jadoel. Wajah mereka ceria. Semangat pagi semuanya! Meski satu-dua, masih ada yang kelihatan kurang bergairah. Tas ransel mereka sampirkan di punggung, sebagian dikenakan secara selempang. Hampir semua mereka membawa meja gambar lipat. Para guru dan orangtua mereka kelihatan mendampingi langkah-langkah kaki kecil mereka, tapi dengan semangat yang menyala.

 

Mereka, tiada lain adalah para siswa-siswi dari Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Ijtihad yang beralamat di Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Bersama dengan sekitar 200 siswa-siswi dari berbagai sekolah lainnya, Senin pagi, 23 Desember 2013, mereka berkumpul untuk mengikuti lomba menggambar dan mewarnai. Lomba kreativitas ini dilaksanakan sebagai bagian dari seremonial peresmian/peluncuran atau launching “Kampung Dongeng Saung Ilmu Pamulang” di Jalur Pipa Gas (JPG), Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel.

 

Sesuai slogannya, Kampung Dongeng (KaDo) adalah sebuah wadah bagi segala aneka aktivitas yang memacu kreativitas anak. Pemrakarsanya tak lain adalah salah seorang tokoh pendongeng yang kini semakin dicintai para pendidik dan anak-anak yaitu Awam Prakoso (akrab disapa Kak Awam). Berdiri pada 18 Mei 2009, Kampung Dongeng menegaskan bahwa kehadirannya concern pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Sedangkan sejumlah aktivitasnya, antara lain adalah menggelar Pekan Kampung Dongeng di seluruh Indonesia, dengan menyajikan materi seperti Bermain Bersama, Workshop Kreativitas Anak, Ajang Unjuk Bakat, dan tentu saja Pentas Dongeng. Kegiatan lainnya? Masih banyak lagi, seperti Kampung Dongeng Keliling Kampung; Workshop Nasional Kampung Dongeng; dan Kampung Dongeng Jelajah Indonesia.

 

Kak Awam sendiri menargetkan dapat membentuk 1.000 Kampung Dongeng di seluruh Indonesia. Caranya, tentu saja bekerjasama dengan seluruh instansi, baik pemerintah maupun swasta. Dengan diresmikannya Kampung Dongeng Saung Ilmu Pamulang, itu artinya sampai saat ini, baru terbentuk 28 Kampung Dongeng di seluruh Indonesia. Adapun pusat Kampung Dongeng, beralamat di Jalan Musyawarah RT 4 RW 1 No.99 Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangsel.

 

Selain dihadiri oleh para siswa-siswi sekolah setingkat Taman Kanak-Kanak beserta para guru dan orangtua pendampingnya, peresmian “Kampung Dongeng Saung Ilmu Pamulang” juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangsel Drs H Mathodah S MSi yang diwakili oleh Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dindik Kota Tangsel Sapta Mulyana, dan Pimpinan KaDo Saung Ilmu Pamulang KH Bahruddin. Hadir pula Kang Deden selaku Konsultan Anak dan trainer yang kondang dengan julukan Guru Asyik dan Menyenangkan; serta Hj Reni Nurlela SPd alias Kak Reni sebagai Ketua Kampung Dongeng Bekasi yang baru-baru ini juga berhasil meraih Juara I Tingkat Nasional kategori Pendidik PAUD.

 

Dalam sambutannya, KH Bahruddin menyampaikan, pembentukan Kampung Dongeng Saung Ilmu Pamulang ini adalah sebagai bentuk dukungan untuk menumbuhkan, membina dan menyalurkan bakat kreativitas anak-anak. Manakala anak-anak memiliki kreativitas tinggi, berdisiplin, dan berkemauan untuk maju, maka diharapkan masa depan yang gemilang akan mereka raih. Bukan sebaliknya, menjadi anak-anak atau generasi penerus yang hanya menyerah pada keadaan. “Kami ingin ikut andil dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar salah seorang tokoh masyarakat di Kota Tangsel ini.

 

Sementara itu, pembina sekaligus pendiri Kampung Dongeng yaitu Kak Awam mengatakan, bahwa dalam rangka mendidik anak tidak cukup dengan satu keluarga saja, tapi juga perlu satu kampung. Jadi, perlu ada Kampung Dongeng yang sengaja dibuat karena tumbuh-kembang anak membutuhkan lingkungan yang sehat, lingkungan yang membuat anak kreatif dan imajinatif. “Karena, dengan lingkungan yang kreatif dan imajinatif yang baik, insya Allah dapat menciptakan anak-anak yang berilmu dan berakhlak mulia. Di Kampung Dongeng ini, anak-anak bebas bermain, berkarya, berkreativitas, dan mengembangkan cakrawala imajinasi yang positif,” tutur pendongeng kelahiran Blora, Jawa Tengah, 18 Mei 1973 ini.

 

Workshop Teknik Mendongeng

 

Saat menyampaikan materi workshop Teknik Mendongeng, Kak Awam mengatakan, mendidik anak merupakan proses yang tidak pernah mengenal kata ‘selesai’. Jadi, tidak ada ilmu parenting manapun, yang seperti sulap, langsung dapat membuat anak menjadi pintar atau memiliki budi pekerti yang baik. Jadi, perlu proses. “Mendidik anak merupakan proses yang tidak pernah mengenal kata ‘selesai’. Dan, media yang sangat diyakini dapat menggembirakan anak-anak, fun, memberikan pesan-pesan baik, sehingga anak-anak tidak merasa terlukai hatinya, tak lain dan tak bukan adalah dengan metode bercerita,” paparnya.

 

Bercerita atau mendongeng, kata Kak Awam, merupakan media yang bisa disebut sebagai media komunikasi persuasif. Atau, komunikasi yang dapat merubah sikap, keyakinan, perilaku, tetapi dengan cara yang sangat mendamaikan juga menyenangkan. “Dalam satu hari, hitung saja berapa kali instruksi atau nasehat yang disampaikan orangtua kepada anak, mulai dari urusan perintah agar supaya anak segera mandi, makan, belajar, dan masih banyak lagi,” ujar Peraih Rekor MURI Dunia-Indonesia Mendongeng Nonstop Terlama 8 Jam Lebih, pada 18 Mei 2013 ini.

 

Menurut Kak Awam, kebanyakan persoalan yang dialami oleh orangtua dalam mendidik anak-anaknya adalah hanya bertalian dengan masalah pola pengasuhan dan pendampingannya saja. Untuk itulah, perlu ada perubahan dan perbaikan pola menuju ke arah yang lebih baik. Caranya, bisa dengan melakukan dua hal.

 

“Pertama, punya kemauan yang keras, bagaimana cara mendidik anaknya. Mau tidak mau, sebagai orangtua juga harus belajar, dan melakukan sharing antar sesama orangtua, baik itu informasi, pengalaman dan sebagainya. Kedua, mengakui “dosa-dosa” parenting, karena kadang-kadang kita tidak sadar sudah melakukan kesalahan dalam melakukan pengasuhan dan pendampingan kepada anak,” tutur Kak Awam seraya mengatakan bahwa yang dilakukan Kampung Dongeng adalah metode bercerita.

 

Lebih lanjut dikatakan, dongeng adalah dunia anak yang sangat menakjubkan. “Sekadar membacakan buku cerita kepada anak, bercerita, atau pun juga mendongeng, memang tidak dapat mengubah air mineral menjadi susu kental manis. Tapi, dengan mendongeng, akan mampu mengubah pola pikir, kreativitas, dan kosmos anak secara kreatif,” urai Kak Awam disambut tepuk tangan peserta workshop yang didominasi para ibu guru.

 

Saat hendak melakukan dongeng kepada anak-anak, menurut Kak Awam, sebenarnya sama halnya dengan seperti saat kita hendak menyajikan makanan. Semuanya dimulai dari menyiapkan bahan cerita yang baik, sehingga diharapkan dapat membangun karakter anak yang juga baik. “Setelah bahan cerita disiapkan, lalu mulailah untuk diolah ceritanya dengan cara dikreasikan semaksimal mungkin. Misalnya, dikreasikan dengan menirukan suara-suara hewan, pesawat terbang, genderang, juga teknik vokal mendongeng yang beragam, seperti suara tokoh kartun, raksasa dan masih banyak lagi,” jelas peraih award sebagai Tokoh Muda Pemerhati Anak-Anak pada tahun 2010 lalu.

 

Kak Awam mengatakan, bahan cerita yang sudah disiapkan dan dikreasikan tadi, disampaikan kepada anak-anak menjadi cerita yang komunikatif. “Sehingga, dalam menyimak dongeng tadi, anak-anak bukan hanya sekadar sebagai obyek tapi subyek. Disinilah, perlu adanya intonasi suara saat menyampaikan dongeng yang komunikatif,” katanya.

 

Saat hendak menyajikan cerita atau dongeng, ujar Kak Awam, harus pula dikuasai bagaimana teknik membangun keakraban dengan anak, sehingga akan mudah bagi seorang pendongeng untuk menyampaikan cerita, dan memasukkan unsur-unsur sugesti yang baik kepada anak. “Untuk membangun keakraban dengan anak, perlu pembelajaran teknik tersendiri untuk menguasainya. Tetapi, salah satu unsurnya adalah dengan menguasai berbagai teknik vokal yang dapat berubah-ubah sesuai adegan dalam dongeng yang disampaikan. Untuk menguasai suara-suara tokoh kartun, suara hewan, suara kendaraan, dan lainnya dalam mendongeng, harus berlatih setiap hari, sehingga akhirnya dapat dikuasai,” terang lelaki yang pernah terpilih sebagai Sosok Inspiratif pada Liputan 6 SCTV ini.

 

 

Sumber: Pengguntingan pita dan pelepasan balon oleh Kasie PAUD Dinas Pendidikan Kota Tangsel, Sapta Mulyana, didampingi Kak Awam Prakoso, sebagai pertanda telah resmi diluncurkannya Kampung Dongeng Saung Ilmu Pamulang di Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Banten. (Foto: Gapey Sandy)

Menurut Kak Awam, dalam menyajikan cerita tidak perlu berlama-lama. Sebab, daya konsentrasi manusia itu tidak lama, atau hanya sekitar tujuh menit saja. “Untuk anak-anak yang masih dalam program PAUD misalnya, sampaikan saja dongeng itu dalam kurun waktu antara tiga sampai lima menit. Lebih baik, ceritanya lima menit dengan tiga adegan cerita, daripada bercerita selama satu jam tapi kemudian malah ditinggal pergi dan tidak mau didengarkan lagi oleh anak-anak,” saran pengisi berbagai acara untuk anak-anak di sejumlah stasiun televisi seperti ANteve, TVRI, Spacetoon, dan DAAI TV ini.

 

Hingga saat ini, Kak Awam sudah meluncurkan sejumlah karya terkait upayanya mensosialisasikan dongeng kepada anak-anak. Misalnya, VCD Dongeng Petualangan Ayam Jago, DVD Cerita Anak Islami, DVD Tutorial Teknik Mendongeng, DVD Cerita ‘Air Sahabat Anak’, dan menerbitkan buku berjudul “25 Cerita Kampung Dongeng”.

 

Akhirnya, seperti yang seringkali dipesankan oleh Kak Awam, melaksanakan pendampingan pada anak-anak haruslah terprogram. Bukan dengan seadanya, apalagi asal jalan yang merupakan bentuk ketidak-sungguhan. Mendidik anak sewaktu kecil, ibarat mengukir di atas batu. Cukup sulit, perlu energi besar, dan kesabaran. “Tapi, kalau itu berhasil, maka buahnya tidak akan pernah hilang,” tukasnya.

 

Sumber : Kompasiana.com

keyboard_arrow_up